Pages

Tariq Ramadhan, Ulama Terkemuka Eropa

Friday, December 11, 2015

Tariq Ramadhan: Tokoh Ilmuwan Pembaharu Islam

Seorang tokoh muda yang penuh semangat, Prof. Dr. Tariq Ramadhan. Namanya disebut di majalah Time sebagai salah satu dari 100 inovator yang paling penting di abad 21. Mewakili generasi baru reformis Islam, ia mendukung eksplorasi dan penerapan tradisi Islam dan nilai-nilai dalam konteks plularistik modern, menyerukan para muslim di dunia Barat agar merangkul budaya Barat daripada menolaknya.

Lahir pada 26 Agustus 1962 di Geneva, Switzerland. Ayahnya, Said Ramadhan merupakan tokoh terkemuka Ikhwanul Muslimin yang diungsikan oleh Gamal Abdul Naser dari Mesir ke Switzerland. Ibunya, Wafa Al-Banna adalah anak tertua dari Hassan Al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin.


Akademisi Swiss dan penulis ini menempuh pendidikan tingkat master pada Philosophy and French Literature dan memegang Ph.D di Arabic and Islamic Studies dari Universitas Geneva. Ia adalah seorang professor filsafat di College of Geneva dan Professor Studi Islam di Universitas Fribourg.
Tariq Ramadhan pernah mengajar di College de Saussure, sebuah sekolah tinggi di Jenewa, Swiss dan menjadi dosen mata kuliah Agama dan Filsafat di Universitas Fribourg pada tahun 1996-2003. Pada bulan Oktober 2005, ia mulai mengajar di College St Anthony di Universitas Oxford.

Ramadhan telah menulis lebih dari dua puluh buku yang mengeksplorasi isu-isu sulit sebagai interpretasi dan reformasi di dalam Islam itu sendiri dan antara dunia Islam dan umat lainnya di seluruh dunia. Bukunya meliputi Western Muslims and the Future of Islam, To be a European Muslim, dan Jihad, Violence, War, And Peace in Islam. Selain itu, ia juga menjadi contributor artikel diberbagai buku, tinjauan akademis, dan majalah dengan total lebih dari 700 artikel.


Ia mengatakan bahwa seorang muslim harus terlibat dalam arus utama pembangunan dan menahan diri dari berbagai pembicaraan mengenai diri mereka yang saat ini dianggap minoritas, karena sesungguhnya umat Islam di Amerika bukan minoritas. Jika dikalkulasikan antara protestan dan katholik, jumlah umat Islam di Amerika hampir menyamai jumlah umat katholik dan mengalahkan jumlah jamaah protestan. Tetapi kaum atheis lebih besar jumlahnya.

Tariq Ramadhan berpendapat bahwa umat Islam di Amerika harus ikut berbagi tanggung jawab, sebagaimana warga Amerika pada umumnya. Sudah seharusnya umat Islam di Amerika memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengubah masyarakat Amerika agar bisa lebih baik lagi, sebagaimana fitrah seorang muslim untuk selalu menjadi dai dalam kebaikan.

Ramadhan juga menjadi ahli dalam beberapa komisi terkait Parlemen Brussels dan sebagai anggota beberapa partai pekerja yang khusus menangani Islam di dunia dan benua, seperti Deutsches Orient Institute, British Council, Vienna Peace Summit, The Parliament of the World’s Religions 2004 di Barcelona dan Laicite et Islam komisi dewan Ilmuwan Prancis.

Ramadhan mendirikan Movement des Muslmans Suisses (pergerakan muslim swiss), yang melibatkan berbagai seminar lintas agama. Ia menjadi penasehat Uni Eropa mengenai isu-isu agama yang senantiasa dicari nasihatnya pada komisi Islam dan Sekularisme Uni Eropa.

Pada September 2005, ia diundang untuk bergabung dengan gugus tugas oleh pemerintah Inggris. Ia juga menjadi presiden dari Jaringan Euro-Muslim yang berbasis di Brussel.

Sumber:
Pic: https://images.newrepublic.com

Jurnal Halal No. 94 Maret-April Th. SV 2012

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License