Pages

Perjuangan Dakwah Yusuf Islam

Friday, December 11, 2015

Hidayah memang bisa datang kapan saja dan untuk siapa saja. Tak terbayangkan sebelumnya jika Cat Stevens, penyanyi yang sebelumnya bergaya hidup bebas tanpa ikatan norma-norma agama akhirnya insaf dan menjadi mualaf. Tidak berhenti sampai disitu, ia juga rela meninggalkan gemerlap dunia panggung hiburan dan memilih membaktikan hidup dan hartanya demi Islam dan kemanusiaan.

Lahir dengan nama Stephen Demetre Georgiou, di London, 21 Juli 1948, ia mengubah namanya menjadi Yusuf Islam. Ia penyanyi yang sangat terkenal, terutama dikenal sebagai seorang penulis lagu dari Britania. Sebagai Cat Stevens, ia berhasil menjual 40 juta album, kebanyakan pada tahuan 1960-an dan 1970-an. Lagu-lagunya yang paling popular termasuk morning has broken, peace train, moon shadow, wild shadow, father and son, matthew and son, dan oh very young.


Cat Stevens menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam pada tahun 1978 setelah mengalami near-death experience. Ia lalu mengambil nama Yusuf Islam dan menjadi seorang pendakwah. Satu dasawarsa berikutnya, ia pernah menjadi kontroversi ketika melontarkan pernyataan mendukung fatwa yang menentang hukuman bagi penulis kontroversial Salman Rushdie.

Pada tahun 2004 nama Yusuf Islam kembali dibicarakan lagi setelah ia ditolak masuk Amerika Serikat karena namanya ditemukan pada sebuah daftar tidak boleh terbang. Namun setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam, ternyata terjadi kekeliruan.

Yusuf Islam sekarang tinggal di London bersama istri dan lima anaknya dimana ia menjadi anggota jamaah yang aktif. Ia mendirikan yayasan kemanusiaan Small Kindness yang mulanya menolong korban kelaparan di Afrika dan sekarang membantu ribuan anak yatim dan keluarga di Balkan, Indonesia, dan Irak. Yusuf Islam juga mendirikan yayasan kemanusiaan Muslim Aid. Namun ia meninggalkannya sebagai ketua pendiri pada 1999.


Dalam pengakuannya, Yusuf Islam terlahir dari sebuah rumah tangga nasrani yang berpandangan materialis. Ia tumbuh besar seperti saudara-saudaranya yang lain. Setelah dewasa, muncul kekagumannya setelah melihat para artis yang ia saksikan lewat berbagai media massa sampai menganggap mereka sebagai dewa tertinggi.

Setelah beranjak dewasa, ia pun bertekad mengikuti pengalaman mereka. Dan benar, ternyata ia menjadi salah seorang bintang pop terkenal yang tampil di berbagai media massa. Pada saat itu ia merasa dirinya lebih besar dari alam ini. “Dipuncak ketenaranku, aku merasa seolah-olah usiaku lebih panjang daripada kehidupan dunia dan seolah-olah akulah orang pertama yang dapat merasakan kehidupan itu” Kata Yusuf Islam.

Namun pada suatu hari ia jatuh sakit dan terpaksa diopname di rumah sakit. Pada saat itulah ia mempunyai kesempatan untuk merenung hingga menemukan kenyataan bahwa dirinya hanya sepotong jasad, dan apa yang selama ini ia lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasad. “Aku menilai bahwa sakit yang aku derita merupakan cobaan Ilahi dan kesempatan untuk membuka mataku. Mengapa aku disini? Apa yang aku lakukan dalam kehidupan ini?”

Setelah sembuh, Yusuf Islam mulai banyak memperhatikan dan membaca seputar permasalahan ini, lalu membuat beberapa kesimpulan yang intinya bahwa manusia terdiri dari ruh dan jasad. Alam ini pasti mempunyai Ilahi. Selanjutnya ia kembali ke gelanggang music, namun dengan gaya musik yang berbeda.

Pada suatu hari ia bertemu dengan teman lama yang beragama nasrani pergi melawat ke Masjidil Aqsa. Ketika kembali, ia bercerita, ada suatu keanehan yang ia rasakan di saat melawat masjid tersebut. Ia dapat merasakan adanya kehidupan rohani dan ketenangan jiwa di dalamnya. Ini semua mendorongnya untuk membeli Al-Qur’an terjemahan dan ingin tahu bagaimana tanggapannya terhadap Al-Qur’an.

Ketika Yusuf Islam membaca Al-Qur’an, ia dapati bahwa Al-Qur’an mengandung jawaban atas semua persoalan yang ia hadapi selama ini. “Siapa aku ini? Darimana aku datang? Apa tujuan dari sebuah kehidupan? Aku baca Al-Qur’an berulang-ulang dan aku merasa kagum terhadap tujuan dakwah agama ini yang mengajak untuk menggunakan akal sehat, dorongan untuk berakhlak mulia dan aku pun mulai merasakan keagungan Sang Pencipta,” Katanya.

Semakin kuat perasaan yang menggelayuti pikirannya muncul dari dalam jiwanya, yang membuat perasaan bangga terhadap diri sendiri semakin kecil dan rasa butuh terhadap Ilahi Yang Maha Kuasa atas segalanya semakin besar di dalam relung jiwa yang terdalam.

Puncaknya, pada suatu Jumat, ia bertekad untuk menyatukan akal dan pikiran yang baru tersebut dengan segala perbuatannya. Cat Stevens harus menentukan tujuan hidup dan melangkan menuju masjid dan mengumumkan keislamannya.

Sumber:
Pic: https://jrbenjamin.files.wordpress.com
Jurnal Halal No. 108 Juli-Agustus Th. XVII 2014



Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License