Pages

Sukses Tanpa Ijazah

Friday, December 11, 2015

Adam Malik
Lahir di Pematang Siantar, 22 Juli 1917, Adam Malik terlahir dari pasangan Haji Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis.
Adam Malik menjalani pendidikan dasar di HIS. Lulus dari HIS, ia menghabiskan waktunya dengan bekerja di toko milik ayahnya.
Minatnya terhadap politik dimulai saat usianya masih teramat muda, 17 tahun. Saat itu ia telah menjadi pimpinan Partindo di Pematang Siantar.
Adam Malik turut serta dalam perlawanan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah seorang tokoh pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 17 Agustus 1945.
Karir politiknya melesat pada 1950-an. Ia diangkat sebagai duta besar untuk Uni Soviet dan Polandia. Kemudian ia menjabat sebagai ketua MPR, serta pernah menjadi wakil presiden ke-3.

Agus Salim
Lahir di Kota Gadang, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884, Agus Salim dikenal sebagai pendiri Sarekat Islam (SI). Agus Salim pernah menempuh pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School) dan HBS (Hoogere Burgerschool) di Batavia.
Agus Salim memiliki kemampuan berbahasa Belanda, Inggris, Arab, Turki, Prancis, dan Jepang.
Keterlibatannya dalam politik diawali dengan menjadi anggota Sarekat Islam bersama HOS Tjokroaminoto serta Abdul Muis. Ia juga pernah menjadi Menteri Muda Luar Negeri saat Kabinet Syahrir I dan II.

Ajip Rosidi
Ajip Rosidi merupakan sastrawan terkemuka, penulis, dan budayawan. Pendidikannya ditempuh di Sekolah Rakyat Jatiwangi pada 1950, SMP Neger VIII Jakarta 1953 dan Pendidikan Taman Siswa Jakarta pada 1956. Meskipun pendidikan SMA tidak selesai, Ajip memiliki kemauan besar menjadi orang sukses. Ia sangat gemar membaca. Tidak heran jika karya tulisnya mencapai 326 judul.
Karena prestasinya dibidang kesusastraan, Ajip diangkat sebagai dosen di Fakultas Sastra Unpad. Tahun 1981, ia menjadi guru besar tamu di Universitas Bahasa Asing Osaka.

Chairil Anwar
Chairil Anwar dikenal sebagai penyair angkatan 45. Ia hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat MULO. Pada usia 18 tahun, ia memutuskan untuk menjadi seniman.

Buya Hamka
Lahir di Maninjau, Sumatera Barat tahun 1908, Buya Hamka Buya Hamka dikenal sebagai ulama yang menguasai banyak bidang. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Maninjau, dan pendidikan lanjutan ditekuninya melalui jenjang informal.
Buya Hamka pernah bekerja sebagai wartawan tahun 1920-an. Karyanya yang sangat terkenal di antaranya Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Dibawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli.

(Baca juga: Perjuangan Dakwah Yusuf Islam)

Dahlan Iskan

Dahlan Iskan merupakan salah seorang raja media di Indonesia. Keahliannya dalam bidang tulis-menulis, telah mengantarkannya untuk meniti karir di Majalah Tempo.


Dahlan Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos ketika koran tersebut hampir diujung kebangkrutan. Ditangan Dahlan, Jawa Pos mulai mampu bangkit dengan meningkatnya jumlah oplah penjualan.

Kini JPNN (Jawa Pos News Network) telah memiliki 190 surat kabar, tabloid, dan percetakan.

Andrie Wongso

Andrie Wongso dikenal sebagai motivator terkemuka di Indonesia. Namun siapa sangka bahwa ia pun tidak pernah menamatkan pendidikan sekolah dasar.

Andrie Wongso mengalami kesulitan hidup sejak masih kecil. Ia tidak dapat menyelesaikan pendidikan dasarnya disebabkan sekolahnya ditutup pemerintah orde baru.
Saat ini, ia sangat terkenal sebagai motivator no. 1 Indonesia.

Sumber: 
Pic: http://www.beritaseri.com
www.koranopini.com

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License