Adam
Malik
Lahir
di Pematang Siantar, 22 Juli 1917, Adam Malik terlahir dari pasangan Haji Abdul
Malik Batubara dan Salamah Lubis.
Adam
Malik menjalani pendidikan dasar di HIS. Lulus dari HIS, ia menghabiskan
waktunya dengan bekerja di toko milik ayahnya.
Minatnya
terhadap politik dimulai saat usianya masih teramat muda, 17 tahun. Saat itu ia
telah menjadi pimpinan Partindo di Pematang Siantar.
(Baca juga: koleksi kain tapis kaligrafi)
Adam
Malik turut serta dalam perlawanan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia
menjadi salah seorang tokoh pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok pada 17 Agustus 1945.
Karir
politiknya melesat pada 1950-an. Ia diangkat sebagai duta besar untuk Uni
Soviet dan Polandia. Kemudian ia menjabat sebagai ketua MPR, serta pernah
menjadi wakil presiden ke-3.
Agus Salim
Lahir
di Kota Gadang, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884, Agus Salim dikenal sebagai
pendiri Sarekat Islam (SI). Agus Salim pernah menempuh pendidikan di ELS
(Europeesche Lagere School) dan HBS (Hoogere Burgerschool) di Batavia.
Agus
Salim memiliki kemampuan berbahasa Belanda, Inggris, Arab, Turki, Prancis, dan
Jepang.
Keterlibatannya
dalam politik diawali dengan menjadi anggota Sarekat Islam bersama HOS
Tjokroaminoto serta Abdul Muis. Ia juga
pernah menjadi Menteri Muda Luar Negeri saat Kabinet Syahrir I dan II.
Ajip Rosidi
Ajip
Rosidi merupakan sastrawan terkemuka, penulis, dan budayawan. Pendidikannya
ditempuh di Sekolah Rakyat Jatiwangi pada 1950, SMP Neger VIII Jakarta 1953 dan
Pendidikan Taman Siswa Jakarta pada 1956. Meskipun pendidikan SMA tidak
selesai, Ajip memiliki kemauan besar menjadi orang sukses. Ia sangat gemar
membaca. Tidak heran jika karya tulisnya mencapai 326 judul.
Karena
prestasinya dibidang kesusastraan, Ajip diangkat sebagai dosen di Fakultas
Sastra Unpad. Tahun 1981, ia menjadi guru besar tamu di Universitas Bahasa
Asing Osaka.
Chairil Anwar
Chairil Anwar
Chairil
Anwar dikenal sebagai penyair angkatan 45. Ia hanya menyelesaikan pendidikan
sampai tingkat MULO. Pada usia 18 tahun, ia memutuskan untuk menjadi seniman.
Buya Hamka
Buya Hamka
Lahir
di Maninjau, Sumatera Barat tahun 1908, Buya Hamka Buya Hamka dikenal sebagai
ulama yang menguasai banyak bidang. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di
Maninjau, dan pendidikan lanjutan ditekuninya melalui jenjang informal.
Buya
Hamka pernah bekerja sebagai wartawan tahun 1920-an. Karyanya yang sangat
terkenal di antaranya Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Dibawah Lindungan
Ka’bah, dan Merantau ke Deli.
(Baca juga: Perjuangan Dakwah Yusuf Islam)
(Baca juga: Perjuangan Dakwah Yusuf Islam)
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan merupakan salah seorang raja media di Indonesia. Keahliannya dalam bidang tulis-menulis, telah mengantarkannya untuk meniti karir di Majalah Tempo.
Dahlan Iskan merupakan salah seorang raja media di Indonesia. Keahliannya dalam bidang tulis-menulis, telah mengantarkannya untuk meniti karir di Majalah Tempo.
Dahlan
Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos ketika koran tersebut hampir diujung
kebangkrutan. Ditangan Dahlan, Jawa Pos mulai mampu bangkit dengan meningkatnya
jumlah oplah penjualan.
Kini
JPNN (Jawa Pos News Network) telah memiliki 190 surat kabar, tabloid, dan
percetakan.
Andrie Wongso
Andrie Wongso dikenal sebagai motivator terkemuka di Indonesia. Namun siapa sangka bahwa ia pun tidak pernah menamatkan pendidikan sekolah dasar.
Andrie Wongso
Andrie Wongso dikenal sebagai motivator terkemuka di Indonesia. Namun siapa sangka bahwa ia pun tidak pernah menamatkan pendidikan sekolah dasar.
Andrie Wongso mengalami kesulitan hidup sejak masih kecil. Ia
tidak dapat menyelesaikan pendidikan dasarnya disebabkan sekolahnya ditutup
pemerintah orde baru.
Saat ini, ia sangat terkenal sebagai motivator no. 1
Indonesia.
Sumber:
Pic: http://www.beritaseri.com
www.koranopini.com
No comments:
Post a Comment