Pages

Obat Dari Setiap Penyakit

Monday, December 14, 2015

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan izin Allah.”

Dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan pula obatnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Sementara dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan hadits dari Ziyad bin Ilaqah, dari Usamah bin Syuraik, diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Suatu saat aku sedang berada bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah beberapa lelaki badui. 


Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami boleh berobat?’ Beliau menjawab, ‘Betul hai para hamba Allah, berobatlah! Karena setiap Allah menciptakan penyakit, pasti Allah menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit saja.’ Mereka bertanya, ‘Penyakit apa itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Lanjut usia.’”

Dalam Musnad dan As-Sunan, diriwayatkan dari Abu Khuzamah, ia menceritakan, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau membolehkan kami melakukan ruqyah atau melakukan pengobatan dengan suatu obat? Apakah itu dapat menolak takdir Allah?’ Beliau menjawab, ‘Justru itu semua adalah takdir Allah.’”

Hadits-hadits di atas mengandung pengabsahan terhadap adanya sebab musabab seseorang untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya, sekaligus sanggahan bagi orang yang menolak untuk berobat dengan beralasan pada takdir.

Ungkapan ‘setiap penyakit pasti ada obatnya’ memiliki arti umum, yaitu meliputi penyakit yang mematikan atau penyakit yang belum bisa disembuhkan oleh dokter yang disebabkan belum ditemukan ramuan obatnya. Allah sudah pasti menurunkan obat bagi setiap penyakit, namun manusia belum mampu mengungkap dan menemukan obat yang mujarab untuk setiap penyakit. Oleh sebab itu, Rasulullah mengaitkan kesembuhan suatu penyakit dengan kesesuaian obat. Bila obat yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan penyakitnya, maka tidak akan terjadi proses penyembuhan. Justru jika jenis dan dosis obat tidak sesuai dengan penyakit, maka kemungkinan terburuk adalah memunculkan penyakit baru.

Perintah untuk melakukan pengobatan tidaklah bertentangan dengan tawakal. Seperti halnya tidak bertentangan menolak lapar dengan makan atau menghilangkan haus dengan minum. Sempurnanya hakikat tauhid justru dikarenakan adanya upaya melakukan sebab musabab sesuai tuntutan takdir dan syariat-Nya.

Penyakit hati tidak berbeda dengan penyakit badan. Setiap penyakit hati pasti ada pula penawarnya. Jika seseorang telah menemukan obatnya dengan tepat, maka penyakit itu akan sembuh dengan izin-Nya.

Sumber:
Metode Pengobatan Nabi karya Ibnul Qayyim, Griya Ilmu: Jakarta


Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License