Ada dua nikmat yang seringkali memperdaya kebanyakan manusia,
yaitu nikmat kesehatan dan kelapangan waktu. (HR. Bukhari)
Nikmat ini tidak hanya dilupakan oleh manusia, tetapi juga telah
berhasil memperdaya kebanyakan manusia. Mereka justru terbuai dengan nikmat
yang telah Allah Ta’ala berikan ini sehingga semakin
memperbanyak dosa dan kemaksiatan, serta perbuatan sia-sia lainnya. Mereka
menghabiskan masa-masa sehatnya untuk hura-hura, pesta, dan
menghambur-hamburkan uang.
(Baca juga: koleksi
kain tenun tapis Lampung terlengkap)
Memang demikianlah kebanyakan manusia, mereka justru tenggelam
dalam lautan materi dan nikmat kesehatan tersebut. Mereka justru lupa bahwa
pada awalnya mereka hanyalah setetes mani yang kotor dan pada akhirnya nanti
adalah bangkai yang teramat busuk. Oleh karena itu, tidaklah seseorang
merasakan arti penting nikmat kesehatan kecuali setelah jatuh sakit.
“Barangsiapa yang berada di waktu pagi dalam keadaan aman,
badannya sehat, memiliki persediaan makanan yang cukup, maka seolah-olah
dikumpulkan seluruh dunia untuknya.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa ada seseorang yang
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Doa
apakah yang paling utama?” Maka Rasulullah menjawab, “Mintalah kepada Allah
ampunan dan keafiatan di dunia dan akhirat, maka sungguh engkau telah
beruntung.” (HR. Bukhari)
Sebagai salah satu bentuk syukur kita atas nikmat kesehatan
tersebut adalah dengan memanfaatkan masa sehat untuk hal-hal bermanfaat bagi
kehidupan akhirat kelak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
bersabda, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara yang lain:
masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kaya sebelum miskinmu,
masa luangmu sebelum masa sempitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Hakim)
Sumber:
Kemana Seharusnya Anda Berobat: Antara Pengobatan Medis,
Alternatif, dan Thibb Nabawi karya dr. M. Saifuddin Hakim, WIP: Solo
No comments:
Post a Comment