Pages

Konsep Keimanan Pada Malaikat

Monday, December 14, 2015

Menurut bahasa, malaaikatun bentuk jamak dari malakun yang berasal dari kata aluu katu (risalah) dan ada yang menyatakan dari aka (mengutus).

Menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah Ta’ala yang diciptakan-Nya secara khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya, serta mengerjakan segala tugas-tugas-Nya. 

Sebagaimana firman-Nya
Artinya: “Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya: 19-20)

Beriman kepada malaikat berarti meyakini bahwa Allah Ta’ala memiliki para malaikat yang diciptakan dari cahaya (nur). Mereka tidak pernah mendurhakai-Nya dan selalu mengerjakan segala perintah-Nya.
Artinya:“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (QS. Al-Baqarah 285)


-          Macam-Macam Malaikat dan Tugasnya

Malaikat adalah hamba Allah yang dimuliakan dan utusan-Nya yang terpercaya. Mereka membahwa risalah Tuhannya dan menunaikan tugasnya masing-masing di alam ini. Mereka yang memiliki tugas-tugas khusus, di antaranya:

1. Malaikat yang ditugasi untuk menyampaikan wahyu Allah Ta’ala kepada rasul-rasul-Nya. Ia adalah ar-ruh al-amin atau Jibril ‘alaihissalam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Asy-Syu’ara: 193-194)

2. Malaikat yang diserahi urusan hujan dan pembagiannya menurut kehendak Allah Ta’ala. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“Tatkala seorang laki-laki berada di tanah lapang (gurun), dia mendengar suara di awan, ‘Siramilah kebun fulan,’ maka menjauhlah awan tersebut kemudian menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air disitu−dari saluran-saluran yang ada−telah memuat air seluruhnya.” (HR. Muslim 4/2288)

3. Malaikat yang diserahi terompet, yaitu Israfil. Ia meniupkan sesuai dengan perintah Allah Ta’ala dengan tiga kali tiupan, tiupan faza’ (ketakutan), tiupan sha’aq (kematian), dan tiupan ba’ts (kebangkitan). Begitulah yang disebut Ibnu Jarir ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala….
Artinya:  “...di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 73)

Artinya:  “Kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. Al-Kahfi: 99)

4. Malaikat yang ditugasi untuk mencabut ruh, yaitu malaikat maut.
Artinya: “Katakanlah, ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan’.” (QS. As-Sajdah: 11)

5. Malaikat penjaga surga. Allah Ta’ala mengabarkan tentang mereka ketika menjelaskan perjalanan orang-orang bertakwa dalam firman-Nya
Artinya: “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya’.” (QS. Az-Zumar: 73)

6. Malaikat penjaga Neraka Jahannam, mereka adalah Zabaniyah. Para pemimpinnya terdapat 19 dan pemukanya adalah Malik. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala ketika menyifati Neraka Saqar
Artinya:  “Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?  Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.  (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).  Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat.” (QS. Al-Mudatsir: 27-30)

Artinya: “Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja. ’Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)’.”(QS. Az-Zukhruf: 77)

7. Malaikat yang ditugaskan untuk mengawasi amal seorang hamba, berupa amalan baik maupun buruk. Mereka adalah Al-Kiram Al-Katibun (para pencatat yang mulia).

Artinya: “(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 17-18)

Malaikat tidak akan masuk ke dalam suatu rumah yang di dalamnya terdapat patung, gambar, anjing dan lonceng, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya rumah yang didalamnya terdapat patung-patung, malaikat tidak akan masuk ke dalamnya.” (HR. Bukhari (5961) dan Muslim (96/2107))

Daftar Pustaka
Tim Ahli Tauhid. 2005, Kitab Tauhid 2. Jakarta: Darul Haq
Al-Atsari, Abdullah bin Abdul Hamid. 2007. Intisari ‘Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
At-Tuwaijiri, Muhammad bin Ibrahim. 2007. Ensiklopedia Islam Al-Kamil. Jakarta: Darus Sunnah Press


Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License