Secara bahasa, kutubun adalah bentuk jamak dari kitaabun.
Kitab adalah mashdar yang digunakan untuk menyatakan sesuatu
yang ditulis di dalamnya. Menurut syariat, kutubun adalah
kalam Allah yang diwahyukan kepada rasul-Nya agar mereka menyampaikannya kepada
manusia, serta bernilai ibadah bagi mereka yang membacanya.
- Beriman
Kepada Kitab-Kitab
Beriman kepada kitab-kitab Allah Ta’ala berarti
membenarkan dengan keyakinan penuh bahwa Allah Ta’ala memiliki
kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya dengan kebenaran yang nyata
dan petunjuk yang jelas. Dan bahwasanya kitab-kitab itu merupakan kalam Allah
yang difirmankan-Nya dengan sebenar-benarnya sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya. Beriman kepada kitab-kitab-Nya adalah wajib secara ijmal (global)
dalam hal yang memang umum, serta secara tafshil (rinci) dalam
hal yang memang disebutkan secara terperinci.
(Baca juga: koleksi
kain tenun tapis Lampung terlengkap)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa:
136)
Kita pun wajib beriman pada kitab-kitab yang disebutkan Allah Ta’ala secara
rinci, seperti Al-Qur’an dan kitab-kitab lainnya.
1. Suhuf Ibrahim dan Musa. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam
lembaran- lembaran Musa? Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu
menyempurnakan janji?” (QS. An-Najm: 36-37)
2. Taurat, yaitu kitab yang diturunkan Allah Ta’ala kepada
Nabi Musa ‘alaihissalam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat
yang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)...” (QS. Al-Maidah:
44)
3. Zabur, yaitu kitab yang Allah Ta’ala turunkan
kepada Nabi Daud ‘alaihissalam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “...dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. An-Nisa:
163)
4. Injil, kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalam.
Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani
Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu:
Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil, sedang didalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk
orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 46)
5. Al-Qur’an, kitab yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “Dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan.” (QS. An-Nahl: 44)
- Al-Qur’an
Al-Qur’an menurut bahasa adalah bentuk mashdar, seperti al-qira’ah.
Di antara penggunaannya adalah:
Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.” (QS.
Al-Qiyamah: 17)
Qur’anahu maksudnya qira’atahu.
Kemudian mashdar ini dijadikan sebagai sebutan bagi kitab yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sedangkan menurut istilah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mu’jiz (melemahkan
dan menundukkan orang-orang yang menentangnya.) yang diturunkan kepada
rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bentuk
wahyu, yang ditulis di dalam mushaf, dihafal di dalam dada, dibaca
dengan lisan, didengar oleh telinga, yang dinukil kepada kita secara mutawatir,
tanpa ada keraguan, dan membacanya bernilai ibadah.
Para ulama salaf menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah Ta’ala dengan
lafaz dan maknanya, diturunkan, bukan makhluk, didengar oleh Jibril yang
kemudian disampaikannya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, lalu beliau menyampaikannya kepada para sahabatnya.
Al-Qur’an datang dengan syariat yang universal, berlaku untuk
setiap tempat dan zaman, menghapus syariat-syariat sebelumnya, wajib taat bagi
setiap orang yang mendengarnya sampai hari kiamat, dan Allah Ta’ala tidak
menerima agama apapun selain dari yang telah disampaikan Al-Qur’an.
Allah Ta’ala telah menjamin pemeliharaan
Al-Qur’an hingga hari kiamat.
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Quran
ketika Al-Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan
sesungguhnya Al-Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya
(Al-Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan
dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushilat: 41-42)
Daftar Pustaka
Tim Ahli Tauhid. 2005, Kitab Tauhid 2. Jakarta:
Darul Haq
Al-Atsari, Abdullah bin Abdul Hamid. 2007. Intisari
‘Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
At-Tuwaijiri, Muhammad bin Ibrahim. 2007. Ensiklopedia
Islam Al-Kamil. Jakarta: Darus Sunnah Press
No comments:
Post a Comment