Pages

Konsep Keimanan Pada Kitabullah

Monday, December 14, 2015

Secara bahasa, kutubun adalah bentuk jamak dari kitaabun. Kitab adalah mashdar yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditulis di dalamnya. Menurut syariat, kutubun adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada rasul-Nya agar mereka menyampaikannya kepada manusia, serta bernilai ibadah bagi mereka yang membacanya.

-          Beriman Kepada Kitab-Kitab

Beriman kepada kitab-kitab Allah Ta’ala berarti membenarkan dengan keyakinan penuh bahwa Allah Ta’ala memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas. Dan bahwasanya kitab-kitab itu merupakan kalam Allah yang difirmankan-Nya dengan sebenar-benarnya sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Beriman kepada kitab-kitab-Nya adalah wajib secara ijmal (global) dalam hal yang memang umum, serta secara tafshil (rinci) dalam hal yang memang disebutkan secara terperinci.


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa: 136)

Kita pun wajib beriman pada kitab-kitab yang disebutkan Allah Ta’ala secara rinci, seperti Al-Qur’an dan kitab-kitab lainnya.

1. Suhuf Ibrahim dan Musa. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa? Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. An-Najm: 36-37)

2. Taurat, yaitu kitab yang diturunkan Allah Ta’ala kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya:  “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat yang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)...” (QS. Al-Maidah: 44)

3. Zabur, yaitu kitab yang Allah Ta’ala turunkan kepada Nabi Daud ‘alaihissalam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “...dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. An-Nisa: 163)

4. Injil, kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya:  “Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil, sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 46)

5. Al-Qur’an, kitab yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman
Artinya: “Dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS. An-Nahl: 44)

-          Al-Qur’an

Al-Qur’an menurut bahasa adalah bentuk mashdar, seperti al-qira’ah.
Di antara penggunaannya adalah:
Artinya:  “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.” (QS. Al-Qiyamah: 17)

Qur’anahu maksudnya qira’atahu. Kemudian mashdar ini dijadikan sebagai sebutan bagi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan menurut istilah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mu’jiz (melemahkan dan menundukkan orang-orang yang menentangnya.) yang diturunkan kepada rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bentuk wahyu, yang ditulis di dalam mushaf, dihafal di dalam dada, dibaca dengan lisan, didengar oleh telinga, yang dinukil kepada kita secara mutawatir, tanpa ada keraguan, dan membacanya bernilai ibadah.

Para ulama salaf menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah Ta’ala dengan lafaz dan maknanya, diturunkan, bukan makhluk, didengar oleh Jibril yang kemudian disampaikannya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau menyampaikannya kepada para sahabatnya.

Al-Qur’an datang dengan syariat yang universal, berlaku untuk setiap tempat dan zaman, menghapus syariat-syariat sebelumnya, wajib taat bagi setiap orang yang mendengarnya sampai hari kiamat, dan Allah Ta’ala tidak menerima agama apapun selain dari yang telah disampaikan Al-Qur’an.
Allah Ta’ala  telah menjamin pemeliharaan Al-Qur’an hingga hari kiamat.

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Quran ketika Al-Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al-Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushilat: 41-42)

Daftar Pustaka
Tim Ahli Tauhid. 2005, Kitab Tauhid 2. Jakarta: Darul Haq
Al-Atsari, Abdullah bin Abdul Hamid. 2007. Intisari ‘Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
At-Tuwaijiri, Muhammad bin Ibrahim. 2007. Ensiklopedia Islam Al-Kamil. Jakarta: Darus Sunnah Press



Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License