Tapis adalah kain tenun tradisional khas Lampung yang banyak
diburu wisatawan. Maksudnya, melancong ke Lampung tanpa membeli kain tapis, rasanya
kurang lengkap. Kain tapis sangat mudah diperoleh, mulai dari kelas masyarakat
yang harganya ratusan ribu, hingga kelas mewah yang harganya menyentuh jutaan
rupiah.
Penggunaan kain tapis telah berlangsung turun temurun dilakukan
masyarakat Lampung. Disebabkan proses pembuatannya yang agak rumit, generasi sekarang
ini mulai meninggalkan warisan nenek moyangnya dalam menenun kain tapis. Kejadian
itu membuat pemerintah prihatin karena khawatir budaya menenun kain tapis akan
hilang. (baca juga: mencari kain tenun tapis)
Wajar kegelisahan itu terjadi mengingat, motif-motif kain tapis
mulai banyak yang tidak dibuat lagi oleh masyarakat Lampung. Awalnya jumlah
motif mencapai ratusan namun kini kain tenun tapis hanya menampilkan puluhan
motif saja. Pengrajin yang mengingat motif kain tapis pun kian terbatas pada pengrajin
yang tetap konsisten menjaga budayanya.
Motif kain tenun tapis yang masih sering dipakai para perajin,
antara lain Cucuk Andak, Jung Sarat, Laut Andak, Areng, Inuh, Semaka, Kuning,
Cukkil, Jinggu, Balak, Laut Linau, Raja Medal, Pucuk Rebung, Tuho, Sasap, dan
Lawok Silung. Di luar motif-motif itu, masih banyak lagi motif yang berkembang
di beberapa daerah pedalaman Lampung. Sebagian besar menggambarkan kekayaan
alam di Lampung, baik berupa flora maupun fauna dan pemandangan alam.
Penggunaan kain tapis, selama ini bagi masyarakat Lampung untuk
kegiatan-kegiatan adat. Misalnya upacara pernikahan, menyambut tamu, dan
pemberian gelar. Namun mulai banyak juga masyarakat Lampung yang memodifikasi
kain tenun tapis untuk kegiatan kekinian.
Motif yang digunakan pada kain tenun tapis, turut mempengaruhi
penggunaannya. Seperti kain tapis motif Cucuk Andak biasanya dikenakan oleh
istri kepala adat yang bergelar sutan saat menghadiri upacara pernikahan. Tapis
Jung Sarat lebih sering dipakai mempelai wanita pada upacara adat pernikahan.
Tapis motif Laut Andak digunakan oleh gadis-gadis penari pada upacara adat
cangget. Dan tapis motif Areng dikenakan oleh istri-istri yang suaminya sudah
mendapat gelar sutan, saat menghadiri upacara pemberian gelar.
Untuk meningkatkan minat pengrajin tetap menekuni kain tenun tapis,
pemerintah Lampung berusaha melakukan berbagai terobosan seperti menngadakan
pameran. Selain itu, sentra penjualan kain tenus tapis pun diperbanyak, dengan
harapan mempermudah wisatawan yang ingin membawa oleh-oleh kain tapis.
Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/
No comments:
Post a Comment