Panjang, sebuak kawasan di dekat pantai di Kota
Bandar Lampung, identik dengan pelabuhan. Dulu menjadi satu-satunya pelabuhan
penyeberangan laut, baik ke Merak ataupun luar negeri. Bahkan, bagi calon
jemaah haji yang menggunakan kapal laut ke Tanah Suci sebelum maskapai
penerbangan sebanyak seperti sekarang, dari Pelabuhan Panjang ini mereka
berangkat dan bersandar.
Pelabuhan terbesar adalah
Pelabuhan Panjang, salah satu dari sedikit pelabuhan di Indonesia yang memiliki
3 (tiga) terminal spesialisasi berdasarkan jenis barang yaitu Terminal
Multipurpose, Terminal Petikemas, dan Terminal Curah Kering dengan alur sepanjang
6 mil dan kedalaman mencapai -14 mLWS sedangkan kedalaman di bibir dermaga
secara keseluruhan mencapai 1.623m.
Melalui evolusi sejak
tahun 1950 an dari pelabuhan tradisional, saat ini Pelabuhan Panjang telah
berkembang menjadi pelabuhan modern. Dengan kepemimpinan dan personil handal,
Pelabuhan Panjang telah beroperasi 24/7 dan melayani kapal-kapal besar hingga LOA
230 m dan ukuran 55.000 GT dengan olah gerak aman. Sedangkan komoditi ekspor
dan impor yang ditangani sangat beragam, termasuk gula, tapioka, kopi, nanas,
dan buah-buahan tropis lainnya, semen, kedelai, udang, padi, jagung, singkong,
lada, ternak, pupuk, batubara, dan lokomotif. Komoditas bongkar muat domestik
termasuk batubara, CPO, BBM, semen, pupuk, kernel dan barang konsumsi.
Secara geografis, Pelabuhan Panjang memiliki kedalaman laut
yang cukup, selain itu letaknya strategis untuk menunjang kegiatan ekspor dan
import.
Daerah Panjang konon, awalnya dihuni masyarakat
pribumi. Etnis Lampung merupakan mayoritas di sini. Kata Panjang, menurut
bahasa Lampung, adalah sebuah lahan menyerupai piring. Jika daerah ini dibidik
dari ketinggian, memang menyerupai sebuah piring.
Sumber:
Pic:
http://www.panjangport.co.id/
http://www.teraslampung.com/
No comments:
Post a Comment