Kain tapis adalah kain adat
yang biasa dipakai wanita suku Lampung berbentuk kain sarung yang terbuat dari
benang kapas. Umumnya bermotif dasar pada bidang-bidang warna dengan arah
horizontal. Pada bidang tertentu diberi hiasan motif tunggal atau beberapa bentuk
motif dengan sulaman benang emas, perak atau sutera dengan teknik sistem sulam
(cucuk).
Kain tapis mempunyai fungsi
dan makna simbolik bagi masyarakat di desa Banjar Negeri Kecamatan Way Lima
dalam beberapa aspek kehidupan yaitu aspek sosial dan aspek religi. Namun dalam
perkembangannya kain tapis menunjukkan terjadinya gejala-gejala perubahan dari
berbagai aspek baik sosial maupun religi seiring dengan perubahan masyarakat
dan budaya yang menyertainya. (baca juga: koleksi tapis Lampung)
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulan fungsi dan makna simbolik kain tapis di desa Banjar Negeri
sudah tidak nampak lagi. Fungsi dan makna simbolik kain tapis Lampung dahulu
digunakan sebagai kain adat yang melambangkan status sosial bagi pemakainya,
dapat melindungi pemakainya dari gangguan roh jahat dan sebagai wujud kebesaran
Pencipta Alam Semesta. Saat ini fungsi dan makna simbolik kain tapis berubah
sebagai kain adat biasa yang harus dilestarikan keberadaannya. Fungsi dan makna
simboliknya tergantung dari produk yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi adanya perubahan fungsi dan makna simbolik kain tapis di desa
Banjar Negeri adalah pengaruh kontak budaya dengan kebudayaan lain, Perubahan
pola aktifitas masyarakat yang semakin sibuk, kerajinan kain tapis berorientasi
untuk kepentingan pariwisata bukan untuk kepentingan adat lagi, pengaruh ajaran
agama yang dianaut oleh masyarakat desa Banjar Negeri.
Perubahan fungsi dan makna
simbolik kain tapis yang ada di desa Banjar Negeri Kecamatan Way Lima membawa
dampak bagi masyarakat pendukungnya, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak positif dari adanya perubahan fungsi dan makna simbolik kain tapis dapat
dirasakan oleh sebagian besar penduduk desa Banjar Negeri, meliputi pengrajin
kain tapis, generasi muda dan tokoh agama. Dampak positif perubahan fungsi dan
makna simbolik kain tapis di desa Banjar Negeri dapat dilihat dari beberapa
aspek baik aspek sosial, ekonomi maupun budaya. Dampak negetif dari adanya
perubahan fungsi dan makna simbolik kain tapis juga dirasakan oleh tokoh adat
yang ada di desa Banjar Negeri yang khawatir dengan adanya perubahan fungsi dan
makna simbolik kain tapis akan membuat generasi muda di desa Banjar Negeri
tidak mengetahui lagi fungsi dan makna simbolik kain tapis.
Oleh karenanya pengrajin
kain tapis yang ada di desa Banjar Negeri lebih meningkatkan kwalitas produknya
agar produk kerajinan tapis lebih diminati oleh pembeli, Pemerintah daerah
hendaknya membuat wadah yang dapat melindungi dan mengawasi keberadaan kain
tapis agar tetap dilestarikan dengan cara membuat sanggar kerajinan tapis
khusus untuk para generasi muda agar mereak belajar menyulam kain tapis,
hendaknya pemerintah bekerjasama dengan masyarakat Lampung untuk mematenkan
kain tapis sebagai kain adat suku Lampung.
Sumber:
http://lib.unnes.ac.id
No comments:
Post a Comment