Pages

Menantangnya Wisata Ke Anak Krakatau

Friday, November 20, 2015

Gunung Anak Krakatau (GAK) merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Gunung yang terbentuk akibat erupsi bawah laut sejak 1927 sampai 1930 tersebut kini menjadi magnet pariwisata bagi wisatawan domestik dan luar negeri. Tak hanya menawarkan megahnya pemadangan gunung berapi tetapi wisatawan juga diajak menikmati keindahan bawah laut yang memesona.

Sebagai warisan dunia, Gunung Anak Krakatau memang memiliki satu keistimewaan yang tidak dimiliki gunung lain yang ada di Indonesia. Pasalnya, gunung berapi ini sejatinya bukan tujuan wisata. Gunung Anak Krakatau tercatat sebagai cagar alam warisan dunia yang harus dilindungi. Pengunjung harus mendapatkan izin khusus sebelum bisa menjejakkan kakinya di GAK.

Tidak mudah mendapatkan izin khusus berupa Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) yang bisa didapatkan di Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA Lampung). Belum lagi, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan sebagai bentuk donasi pengunjung sebagai partipasi upaya pelestarian cagar alam ini yang berkisar mulai dari Rp 1.000.000.

"Untuk ke (Gunung) Anak Krakatau pengunjung memang harus sudah mengantongi izin khusus dulu dari BKSDA. Walau sulit, tapi setiap pekannya selalu ada saja pengunjung yang datang dan treking ke kepunden Gunung Anak Krakatau. Mau orang lokal atau bule," ungkap Ikbal Polisi Hutan yang bertugas berjaga di GAK saat ditemui di sela acara Tur Krakatau, Festival Krakatau XXV, Sabtu (29/8) silam.

Meski bukan merupakan destinasi wisata, treking dengan izin super sulit di Gunung Anak Krakatau memang menjadi aktifitas primadona para pengunjung. Pasir hitam di pesisir pantai pulau vulkanik ini menawarkan kecantikan tersendiri yang tidak dapat disandingkan dengan pantai manapun.

Namun anda jangan berharap dapat bisa bermain-main dengan air lau dan ombak di pantai Gunung Anak Krakatau. Lokasi Gunung Anak Krakatau yang berada di tengah Laut Sunda cukup dikenal dengan ombak besar dengan arus yang kuat. Sehingga aktifitas pantai, amat tidak disarankan oleh polisi hutan setempat.

Alhasil, satu-satunya kegiatan yang dapat pengunjung lakukan di Gunung Anak Krakatau adalah treking sepanjang lereng Gunung Anak Krakatau . Kegiatan trekking rasanya akan cukup menantang bagi anda yang hobi mendaki gunung atau wisatawan umum. Sebab kontur tanah yang berpasir di sepanjang jalur pendakian menjadi tantangan tersendiri yang harus ditaklukan.

Perlu diketahui, Gunung Anak Krakatau tidak memeiliki pepohonan di sepanjang lerengnya. Sehingga terik panas matahari yang sesekali bercampur dengan udara belerang akan segera menemani anda selama melakukan pendakian. "Butuh keahlian khusus untuk naik ke kepunden GAK, fisik yang prima, mental yang kuat. Karena tantangannya luarbiasa untuk bisa naik," tutur Ikbal.

Namun di luar hal tadi, pemandangan yang terlihat dari kepunden Gunung Anak Krakatau sangat amat indah. Semua letih dan peluh yang menetes selama perjalanan terbayar luas. Anda secara dekat bisa menyaksikan kemegahan puncak Gunung Anak Krakatau beserta sisa aliran lava yang telah mengeras di sekitarnya.

Sementara jika mengalihkan pandangan ke laut, hamparan air membiru begitu menyejukkan mata. Deretan Pulau Rakata (ibu dari Gunung Anak Krakatau) dan Pulau Sertung menghias indah dengan hijaunya yang alami. Inilah pengalaman yang tidak bisa didapatkan dari pendakian gunung di Indonesia lainnya. "Keindahannya bukan hanya puncak, tapi pas liat ke laut mata jadi seger banget," ungkap Maharani Ari Putri yang merupakan peserta Tur Krakatau.

Sumber:
Pic: http://1.bp.blogspot.com/
http://lampung.tribunnews.com/


Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License