Beliau bernama An-Nu’man bin Zauthi At-Taimi Al-Kufi, kepala
suku dari Bani Tamim bin Tsa’labah. Beliau dipanggil dengan sebutan Hanifah dikarenakan
beliau selalu membawa tinta yang disebut Hanifah dalam bahasa
Irak.
Imam Abu Hanifah dilahirkan pada tahun 80 Hijriah di Kufah, saat
pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
(Baca juga: koleksi
kain tenun tapis Lampung terlengkap)
Ibadahnya
Dari Asad bin Amr, dia berkata, “Sesungguhnya Imam Abu Hanifah
melakukan shalat isya dan subuh dengan satu wudhu selama 40 tahun.”
Abu ‘Ashim An-Nabil berkata, “Abu Hanifah juga dipanggil dengan
nama Al-Watid (orang yang kuat) karena banyaknya shalat yang
dilakukannya.”
Cobaan yang Menimpanya
Dari Ubaidillah bin Amr, dia berkata, “Sesungguhnya Ibnu
Hubairah telah mencambuk Abu Hanifah sebanyak 110 cambukan dengan cemeti agar
dia mau memegang jabatan sebagai hakim, akan tetapi Imam Abu Hanifah tetap
menolak jabatan tersebut. Ibnu Hubairah adalah seorang pejabat pemerintah di
masa Khalifah Marwan yang ditugaskan di Irak.”
Guru dan Murid-Muridnya
Diantara guru-guru Imam Hanifah, yaitu: Atha’ bin Abi Rabah,
Ashim bin Abi An-Najwad, Alqamah bin Martsad, Hammad bin Sulaiman, Ziyad bin
Alaqah, Yahya bin Said Al-Anshari, Hisyam bin Urwah, dll.
Sedangkan murid-murid beliau, diantaranya: Abu Yusuf Al-Qadhi,
Abu Yahya Al-Hammani, Isa bin Yunus, Waki’, Ali bin Mushir, Abdurrazzaq, Yahya
bin Yaman, Abu Abdirrahman Al-Muqri, dll.
Kepakarannya Dalam Bidang Fikih
Ibnu Al-Mubarak berkata, “Abu Hanifah adalah orang yang paling
paham (tentang fikih).”
Adz-Dzahabi berkata, “Kepemimpinan dalam bidang fikih dan seluk
beluknya (yang rumit) diserahkan pada imam ini.”
Meninggalnya
Dalam kitab Al-‘Ibar, Adz-Dzahabi berkata,
“Diriwayatkan bahwa Khalifah Al-Manshur member minuman beracun kepada Imam Abu
Hanifah dan dia pun meninggal. Semoga Allah memberikan rahmat kepadanya.”
Penolakan Imam Abu Hanifah untuk memangku jabatan hakim pada
masa Khalifah Al-Manshur bukanlah penyebab utama pembunuhan keji itu. Akan
tetapi adanya beberapa orang yang memusuhi Imam Abu Hanifah yang membuat fitnah
dengan memberi laporan kepada Al-Manshur bahwa Imam Abu Hanifah adalah orang
yang telah mempengaruhi Ibrahim bin Abdillah bin Al-Hasan bin Al-Husin bin Ali
bin Abi Thalib untuk memeranginya di Bashrah, sehingga Al-Manshur sangat takut
dan tidak mampu membuat keputusan.
Para ahli sejarah sepakat bahwa Imam Abu Hanifah meninggal dunia
pada tahun 150 Hijriah dalam usia 70 tahun. Beliau meninggalkan seorang putra
yang bernama Hammad.
Sumber:
Syaikh Ahmad Farid. 2006. 60 Biografi Ulama Salaf terjemah:
Masturi Irham dan Asmu’i Taman. Pustaka Al-Kautsar: Jakarta.
No comments:
Post a Comment