Tapis Motif Kapal Naga |
Demikian isi keterangan tertulis dari KBRI Canberra yang
diterima VIVA.co.id pada
Minggu, 6 September 2015. Selain di depan publik Negeri Kanguru, Kain Tapis itu
ditunjukkan di hadapan sejumlah istri para duta besar asing dan diplomat
beberapa negara antara lain, Yordania, Libya, Peru dan Meksiko.
Selaku Ketua DWP KBRI Canberra, Nino Nadjib Riphat memberikan
pemaparan mengenai Kain Tapis. Mulai dari sejarah, cara pembuatan, corak atau
motif jenis-jenis Tapis, hingga kapan harus dikenakan.
"Berdasarkan catatan historis, Tapis Lampung merupakan
tenun dari benang kapas dengan hiasan sulam benang perak atau emas. Kain
tersebut diperkirakan sudah ada sejak beberapa abad lalu. Bahkan, sejumlah ahli
mengatakan, orang Lampung telah menenun Tapis, sejak abad ke-2 sebelum
masehi," ujar Nino seperti dikutip KBRI Canberra.
Dalam perkembangannya, desain Tapis Lampung turut mengalami
inovasi. Motifnya semakin kaya, mulai dari alam, flora, hingga fauna. Motif
yang paling sering digunakan dalam Kain Tapis, kata Nino, merupakan bentuk
kapal.
Hal tersebut, sesuai dengan cerminan kemaritiman di Lampung.
Terlebih saat ini, fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo juga di bidang
tersebut.
"Kerajinan seni kain Tapis Lampung umumnya dibuat oleh
perempuan, baik ibu rumah tangga atau gadis-gadis untuk kepentingan adat dan
agama, seperti pernikahan dan pemberian gelar. Sifat dari acara tersebut,
sangat sakral," kata KBRI Canberra.
Usai diberi penjelasan, pengunjung diberi kesempatan untuk
melihat dari dekat berbagai koleksi Tapis Lampung yakni Tapis Raja Medal, Tapis
Balak, Tapis Cucuk Andak, dan Tapis Limar Sekebar. Beragam jenis Kain Tapis
membuat decak kagum pengunjung. Salah satunya Lucinda Lang.
Lang yang bekerja di National Gallery Australia (NGA) untuk
mempromosikan budaya tradisional aborigin, mengatakan ingin belajar lebih
mendalam mengenai Kain Tapis Lampung.
"Lang bahkan ingin memasukkan lagi Tapis Lampung dalam
koleksi Tapis Lampung yang dimiliki oleh NGA agar lebih banyak publik Australia
yang dapat melihat dan mengetahui tentang kerajinan kain khas Indonesia
itu," kata KBRI Canberra.
Pameran tersebut, merupakan bagian dari upaya aktif organisasi
Dharma Wanita Persatuan (DWP) untuk lebih mengenalkan berbagai produk
Indonesia, seperti kain, kerajinan, seni tradisional dan kuliner kepada
kalangan masyarakat Australia.
Akibat promosi aktif DWP KBRI Canberra saat ini, jumlah
masyarakat Negeri Kanguru yang ingin mengenal lebih dekat kesenian dan
kerajinan tradisional Indonesia semakin meningkat. Antara lain, tercermin dari
kian banyaknya anggota Woman International Club (WIC) Indonesian Circle dan
pengunjung selalu padat ketika digelar promosi budaya Indonesai di KBRI
Canberra.
Selain mempromosikan Kain Tapis, KBRI Canberra juga pernah
mengenalkan kebudayaan dari wilayah lain di Indonesia antara lain Daya dan
Jawa. Pada bulan November mendatang, KBRI akan menggelar pameran serupa untuk
menampilkan kerajinan dan kebudayaan dari Papua serta Maluku.
Sumber:
http://m.news.viva.co.id/
No comments:
Post a Comment