Nuwou Sesat adalah rumah adat provinsi
Lampung. Dalam bahasa Lampung, kata rumah sebagai tempat
tinggal disebut Lamban, Lambahana atau Nuwou, bangunan ibadah yang disebut
Mesjid, Mesigit, Surau, Rang Ngaji, atau Pok Ngajei, bangunan musyawarah yang
disebut Sesat atau Bantaian, dan bangunan penyimpanan bahan makanan dan benda
pusaka yang disebut Lamban Pamanohan.
Bangunan ini dahulu
adalah balai pertemuan adat antar penyimbang (tetua masing-masing marga) pada
saat mengadakan pepung adat (musyawarah). Oleh karena itu, Nuwou Sesat
juga disebut Sesat Balai Agung.
Bagian-bagian yang
terdapat pada bangunan ini adalah ijan geladak (tangga masuk yang dilengkapi
dengan atap). Atap itu disebut Rurung Agung. Kemudian anjungan (serambi,
biasa digunakan untuk pertemuan kecil), pusiban (ruang tempat
musyawarah resmi), ruang tetabuhan (tempat menyimpan alat musik
tradisional), dan ruang gajah merem (tempat istirahat bagi para
tetua). Pada sisi depan bangunan ini terdapat ukiran ornamen bermotif
perahu. Hal lain yang khas di bangunan ini adalah hiasan payung-payung besar
berwarna putih, kuning, dan merah pada bagian atapnya, payung-payung tersebut
merupakan lambang dari tingkat tetua adat bagi masyarakat tradisional
Lampung.Secara fisik Nowou Sesat berbentuk rumah panggung bertiang. Sebagian
besar materialnya terbuat dari papan kayu. Dahulu rumah sesat beratap anyaman
ilalang, namun sekarang sudah menggunakan genting.
Fungsi utamanya tidak
lagi menjadi ruang pertemuan tetua adat, tetapi sebagai tempat tinggal biasa.
Untuk masuk ke dalam rumah ini kita harus menaiki anak tangga yang berada di
depan dan di sebelah samping. Pada bagian bawahnya terdapat tiang-tiang yang
berfungsi sebagai penyangga bangunan diatasnya. Susunan papan kayu dijadikan
sebagai lantai, begitu juga dengan dindingnya.
Konstruksi rumah yang cenderung tinggi dapat menghindari serangan hewan liar. Selain itu susunan papan pada rumah adat ini dapat meminimalisir kerusakan dan mampu bertahan apabila terjadi gempa bumi, mengingat letak provinsi Lampung terletak pada pertemuan lempeng Asia dan Australia.
Konstruksi rumah yang cenderung tinggi dapat menghindari serangan hewan liar. Selain itu susunan papan pada rumah adat ini dapat meminimalisir kerusakan dan mampu bertahan apabila terjadi gempa bumi, mengingat letak provinsi Lampung terletak pada pertemuan lempeng Asia dan Australia.
Sumber:
Pic:
http://kebudayaanindonesia.net/
No comments:
Post a Comment