Pages

Keistimewaan Arsitektur Rumah Lampung

Friday, November 20, 2015

Rumah Adat provinsi Lampung bernama Nuwou Sesat.Dalam bahasa Lampung, kata rumah sebagai tempat tinggal disebut Lamban, Lambahana atau Nuwou, bangunan ibadah yang disebut Mesjid, Mesigit, Surau, Rang Ngaji, atau Pok Ngajei, bangunan musyawarah yang disebut Sesat atau Bantaian, dan bangunan penyimpanan bahan makanan dan benda pusaka yang disebut Lamban Pamanohan.

Bangunan ini dahulu adalah balai pertemuan adat antar penyimbang (tetua masing-masing marga) pada saat mengadakan pepung adat (musyawarah).  Oleh karena itu, Nuwou Sesat juga disebut Sesat Balai Agung. Sekarang, fungsi utamanya tidak lagi menjadi ruang pertemuan tetua adat, tetapi sebagai tempat tinggal biasa.

Bentuk Rumah

Nuwou sesat berbentuk rumah panggung dengan bahan dasar dari kayu dan terdiri dari bagian bagian ruangan tertentu yang mempunyai sebutan dan fungsi tersendiri.
Pada bagian belakang rumah ini biasanya terdapat bangunan yang disebut Balai, yaitu sebuah bangunan lumbung tempat penyimpanan padi. Dalam Bahasa Lampung dialek Api, rumah adat Lampung disebut dengan Lamban, Anjung dan juga Mahan, sementara dalam Bahasa Lampung dialek Nyow, rumah adat Lampung disebut dengan Nuwo. Bentuk, arsitektur, istilah, peruntukan juga bagian rumah adat Lampung secara umum berbeda antara masyarakat adat Lampung yang menganut sistem Kesaibatinan yang berdialek Api dengan masyarakat adat Lampung penganut sistem Kepenyimbangan yang sebagian besar berdialek Nyow.

Susunan dan Fungsi Ruang

Bagian bagian dari rumah Nuwou Sesat ini adalah:
·  Ijan Geladak, tangga masuk yang dilengkapi dengan atap yang disebut Rurung Agung.
·  Anjungan, yaitu serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil
·  Pusiban sebagai ruang tempat musyawarah resmi.
·  Ruang Tetabuhan merupakan tempat menyimpan alat musik tradisional
·  Ruang Gajah Merem sebagai tempat istirahat bagi para Penyimbang.

Ragam Hias

Yang khas dari rumah adat Lampung ini yaitu adanya ornamen perahu dibagian depan, serta adanya payung-payung berwarna  putih, kuning, dan merah yang dipasang dibagian atap (Rurung Agung).

Pemasang payung ini merupakan lambang dari tingkat tetua adat bagi masyarakat tradisional Lampung (melambangkan tingkat Kepenyimbangan bagi masyarakat adat Lampung Pepadun) . Sedangkan atap nuwou sesat dibuat dari anyaman ilalang, tapi saat ini sudah banyak yang menggunakan genting.

Sumber:
http://www.kepoindo.com/


Subscribe your email address now to get the latest articles from us

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2015. Tapis Jakarta.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License